Senin, 07 Januari 2013

Pakaian Adat Bali


Kemben merupakan jenis pakaian, berupa kain pembalut tubuh, yang menjadi
bentuk dan model dasar busana tradisional Bali, baik untuk pria maupun wanita,
dari segala jenis usia, maupun dari kasta manapun mereka berasal. Bagi wanita
Bali, kemben bukanlah penutup dada, tetapi lebih berfungsi sebagai penyangga
payudara, sehingga keindahan bentuknya tetap terjaga. Pada masa lalu, bepergian
ataupun beraktivitas tanpa penutup dada pada masyarakat Bali, termasuk kaum
wanitanya adalah hal yang biasa. Meskipun demikian pada situasi-situasi tertentu
mereka acap menggunakan kancrik atau tengkuluk sebagai anteng penutup dada.

Kancrik adalah sehelai selendang yang berfungsi sebagai penutup tubuh atau
saput, yang terkadang digunakan untuk menjunjung beban sekaligus melindungi
wajah dari sinar matahari. Kancrik juga digunakan sebagai tengkuluk, yaitu tutup
kepala wanita Bali yang juga berfungsi sebagai alas penjunjung beban - selain
kegunaannya sebagai alat untuk menahan rambut agar tetap rapi. Sementara
anteng adalah selembar kain atau kancrik yang berfungsi sebagai penutup buah
dada. Kemben, sabuk, saput dan anteng, serta tengkuluk untuk kepala merupakan
pakaian wanita Bali dalam keseharian. Pakaian untuk pria secara lengkap adalah
destar, saput dan kemben.

Kebiasaan bertelanjang dada pada masyarakat Bali adalah tradisi yang telah
berlangsung turun temurun selama ratusan tahun. Namun, meskipun dimasa lalu
perangkat busana Bali lazimnya tanpa baju, masyarakat Bali mengenal dengan
baik kebiasaan mengenakan baju. Kaum wanitanya sering mengenakan kebaya.
Untuk kebaya berlengan panjang hingga pergelangan tangan, mereka sebut
potongan Jawa, sementara yang berlengan longgar sampai di bawah siku, disebut
potongan Bali. Kebaya ini umumnya terbuat dari bahan yang dibeli di pasar,
meskipun ada juga yang khusus menenunnya.

Budaya memakai baju ini tumbuh dan hidup umumnya pada lingkungan
masyarakat yang telah mendapat pengaruh dari luar. Menurut sejarah, pemerintah
Belanda lah yang memperkenalkannya. Demikian pula pada kaum pria, pemakaian
baju dimulai oleh para ambtenaar, atau pegawai pada masa pemerintahaan
Belanda. Jas tutup dan kemeja biasa digunakan. Kain batik sebagai kemben dan
destar adalah pelengkapnya. (tari pendet)